"Bohong itu kalau umat Islam tidak akan memilih partai Islam", begitu kata Suryadharma Ali. Pernyataan itu disampaikan Suryadharma menanggapi usaha sebuah kelompok yang berusaha menggiring opini publik untuk menyatakan partai Islam tidak akan dipilih oleh masyarakat Islam. Menurut saya, baik Suryadharma maupun "kelompok" yang dimaksud ada benar, tapi juga ada salahnya.
Pilihan partai adalah hak preogratif individu. Pemaksaan atau pencabutan terhadap hak ini, tentu bertentangan dengan demokrasi. Masing-masing person memiliki hak kepada siapa ia akan melabuhkan pilihannya. Yang justru menarik dari fakta ini adalah, "mengapa umat Islam justru tidak memilih partai Islam?". Buktinya, posisi dua partai besar pemenang pemilu selalu ditempati partai nasionalis. Padahal mayoritas pemilih beragama Islam.
Kemungkinannya bisa beragam. Tapi yang pasti, bila kemudian partai Islam berhasil meyakinkan masyarakat bahwa mereka benar-benar berjuang demi rakyat. Saya yakin rakyat akan meresponnya dengan baik. Hanya saja, masyarakat belum mendapatkan kepastian itu. Selama partai Islam cuma "dodolan" agama, ya sampai kapanpun mereka akan terus berada di bawah.
"BERJUANG DEMI RAKYAT, OTOMATIS JUGA BERJUANG DEMI AGAMA. TAPI, BERJUANG ATAS NAMA AGAMA, ITU SAMA HALNYA DENGAN MENJUAL AGAMA" [Robitul Firdaus]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

"BERJUANG DEMI RAKYAT, OTOMATIS JUGA BERJUANG DEMI AGAMA. TAPI, BERJUANG ATAS NAMA AGAMA, ITU SAMA HALNYA DENGAN MENJUAL AGAMA"
BalasHapus>> saya suka kalimat itu :) islam adalah rahmat bagi sekalian alam, tidak hanya bagi yang mengaku umat islam.
tulisan yang menarik.