"Bila kepandaian menjadi penyebab jauhnya seseorang dari Allah, maka menjadi manusia lugu merupakan alternatif terbaik" begitu kata cak Kuswaidi dalam kajian tasawwuf di PP UII (17/2). Menjadi orang pandai memang seringkali tidak mengenakkan. Karena, secara otomatis hukum alam menyebutkan bahwa orang pandai akan selalu menjadi tempat bergantung orang bodoh. Kalau bahasa film Spiderman mengurainya dengan kalimat, "Seseorang dengan kekuatan besar memiliki tanggung jawab yang besar pula".
Nikmat pandai menurut saya sama sekali tidak dimaksudkan Allah untuk kepentingan sendiri. Buktinya orang gila saja bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Beda pandai dengan gila terletak pada kemampuan berbuat untuk orang lain. Itulah mengapa orang lugu justru banyak yang selamat. Kaum lugu dengan nikmat "terbatas" yang diberikan Allah pada mereka tidak terlampau memiliki tanggung jawab. Sedangkan kaum pandai tanggung jawabnya berjubel.
Tanggung jawab kaum pandai sebenarnya untuk "menyelamatkan" kaum dengan "nikmat terbatas" tadi. Pun melaksanakan tanggung jawab tersebut, kaum pandai masih juga belum tentu langsung selamat. Kalau mengarahkannya sesuai dengan "kebenaran", mungkin selamat. Nah, kalau salah, sudah pasti lagi-lagi kaum pandai terkena getahnya. Ah..... Susah bener jadi orang pandai!!! (he.. he..)
Selasa, 12 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar