Hari ini Allah kembali mengingatkanku bahwa semua orang sebenarnya memiliki jatah waktu yang sama dalam hidupnya. Allah tidak pernah melebihkan satu detikpun antara umat yang satu dengan umat yang lain. Sehari semalam tetaplah 24 jam. Satu jam tidak pernah lebih dari 60 menit, dan satu menit tidak pernah kurang dari 60 detik. Lalu mengapa tidak semua orang bisa sukses dalam hidupnya? Toh mereka memiliki kesempatan waktu yang sama? Ternyata benar, jawabannya adalah karena kesalahan dalam memanfaatkan waktu. Tentu saja waktu bukanlah faktor utama, tapi tetaplah menjadi aktor terpenting yang menentukan baik buruknya masa depan seseorang.
Ceritanya begini, hari ini aku bisa masuk kantor, tempat aku mengabdi, tepat pukul 08.20. Biasanya sich aku baru menginjakkan kakiku di ruangan ini sekitar pukul 10-an. Mungkin tiba di kantor jam 8-an bukanlah sesuatu yang hebat dan patut dibesar-besarkan, tapi yang membuat ini semua berbeda adalah karena aku baru terbangun dari tidurku pada pukul 8 kurang 10 menit (tidurnya habis sholat subuh pastinya). Padahal waktu tempuh dari tempatku tinggal ke kantor paling cepat sekitar 25 menit. Bisa para sahabat hitung berapa lama waktu yang kubutuhin untuk mandi, ganti baju, merapikan diri, dan menyiapkan peralatan, termasuk motor. Cuman sekitar 10 - 15 menit. Hebat bukan? padahal dalam keadaan normal, semua itu baru bisa terselesaikan dalam jangka waktu 45 menit. Lebih efektif 30 menit toh?
Yang kemudian jadi pertanyaanku adalah, kenapa aku bisa sedemikian ikhlas lari tunggang langgang dan aku membuat waktu seefektif mungkin untukku? Baru aku menemukan jawabannya, ternyata faktor motivasi dan tujuan menjadi kunci aku bisa hidup lebih efektif dan lebih menghargai waktu hari ini. Tidak perlu kujelasin lebih detail apa motivasi dan tujuanku hari ini. Yang terpenting, sahabat sekalian harus memiliki motivasi dan tujuan yang kuat serta jelas ketika akan melakukan sesuatu. Memiliki komitmen untuk datang on time pada setiap jadwal kegiatan atau janji yang telah kita buat adalah contoh dari motivasi yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang, namun ternyata banyak dilupakan oleh bangsa kita.
Akibatnya jelas, katanya kalau ga' jam karet malah bukan Indonesia banget. Satu lelucon yang harusnya tidak hanya mampu menyindir, namun juga menyadarkan dan membangunkan bangsa ini dari kebiasaan buruknya. Bagaimanapun juga, meski pagi ini terpendam rasa kecewa di hatiku, tapi aku bahagia karena pagi yang satu ini memberikan banyak pelajaran untukku. Matur nuwun Gusti...
Kamis, 21 Agustus 2008
Rabu, 20 Agustus 2008
UNTUKMU PEREMPUANKU
Perempuanku...
Aku tahu betapa dirimu menyayangiku melebihi semua yang kaumiliki
Kau mencurahkan seluruh perhatianmu padaku
Kau begitu setia menemani kesepian dan keluh kesahku
Perempuanku...
Aku berjanji kan selalu membuatmu tersenyum seumur hidupmu
Aku tak akan pernah sedikitpun membuatmu merasa tersakiti
Pundakku kan selalu anda untuk tempatmu bersandar, tempatmu menumpahkan segala kegundahan hatimu
Perempuanku...
Aku tahu sucinya cinta yang kau suguhkan padaku
Betapa tulusnya tanganmu membelai rambut dan dadaku
Betapa putihnya senyuman yang kau lempar padaku dibalik wajah lelahmu mengurus anak-anakku
Perempuanku...
Umurku kan ada hanya untuk membahagiakanmu
Waktuku hanya akan ada sebagai pengindah bagi waktumu
Dan kebahagianku hanya untuk merayakan kemenanganmu
Perempuanku...
Aku hanya butuh kata sayang yang tulus kau bisikkan di telingaku
Air matamu adalah kebahagianku
Tak kan kubiarkan ia mengalir dari kedua mata indahmu
Tak kan pernah ada kata menyesal keluar dari mulutmu karena telah mengenalku
Perempuanku...
Kapan aku bisa menemukan dan tahu siapa dirimu
Biar bisa kusaksikan keagungan-Nya lewat ranum wajah dan senyum manismu
Aku tidak akan berusaha mencarimu
Biar Dia yang mengetuk hati dan mengirimmu padaku
Saat itu tiba kan kubuktikan semua janjiku padamu
Aku tahu betapa dirimu menyayangiku melebihi semua yang kaumiliki
Kau mencurahkan seluruh perhatianmu padaku
Kau begitu setia menemani kesepian dan keluh kesahku
Perempuanku...
Aku berjanji kan selalu membuatmu tersenyum seumur hidupmu
Aku tak akan pernah sedikitpun membuatmu merasa tersakiti
Pundakku kan selalu anda untuk tempatmu bersandar, tempatmu menumpahkan segala kegundahan hatimu
Perempuanku...
Aku tahu sucinya cinta yang kau suguhkan padaku
Betapa tulusnya tanganmu membelai rambut dan dadaku
Betapa putihnya senyuman yang kau lempar padaku dibalik wajah lelahmu mengurus anak-anakku
Perempuanku...
Umurku kan ada hanya untuk membahagiakanmu
Waktuku hanya akan ada sebagai pengindah bagi waktumu
Dan kebahagianku hanya untuk merayakan kemenanganmu
Perempuanku...
Aku hanya butuh kata sayang yang tulus kau bisikkan di telingaku
Air matamu adalah kebahagianku
Tak kan kubiarkan ia mengalir dari kedua mata indahmu
Tak kan pernah ada kata menyesal keluar dari mulutmu karena telah mengenalku
Perempuanku...
Kapan aku bisa menemukan dan tahu siapa dirimu
Biar bisa kusaksikan keagungan-Nya lewat ranum wajah dan senyum manismu
Aku tidak akan berusaha mencarimu
Biar Dia yang mengetuk hati dan mengirimmu padaku
Saat itu tiba kan kubuktikan semua janjiku padamu
PEREMPUAN DAN CINTA
Ada seseorang yang berkata, ”Hanya satu seni yang dikuasai perempuan, yaitu mencintai dan dicintai”. Itulah agaknya yang menjadi sebab sehingga Allah menganugerahi perempuan kemampuan menangis, cemburu, dan berduka, serta kesediaan berkorban untuk kekasih –menganugerahi mereka hal-hal tersebut- melebihi anugerah-Nya kepada lelaki karena air mata mengundang kasih dan cinta, pengorbanan menyuburkannya, cemburu menghangatkannya, sedangkan duka cinta tidak terobati kecuali dengan cinta pula. Cinta kepada lawan jenis bagi perempuan adalah kisah romantis yang pelakon utamanya adalah perempuan, walau sutradaranya adalah lelaki.
Bagi perempuan, cinta adalah harapan, bahkan hidup adalah cinta, sehingga perempuan bersedia berkorban demi cintanya. Dia bersedia meninggalkan ayah dan ibu serta saudara-saudaranya demi mengikuti suami atau kekasih yang dicintainya. Bagi perempuan, pengorbanan demi cinta bukanlah kematian, tetapi kehidupan, karena tanpa cinta perempuan tak dapat hidup. Kematian bagi mereka adalah hidup tanpa cinta. Lelaki yang mencintai biasanya menuntut yang banyak atau memberi dengan perhitungan, tetapi perempuan yang bercinta mempersembahkan tanpa batas dan, karena mereka tidak mengenal batas dalam pemberian, mereka mneyerahkan diri mereka kepada siapa yang mereka cintai.
Sungguh saat ironis bila saat ini justru banyak perempuan yang tersakiti karena cinta. Padahal merekalah makhluk yang paling berhak atas cinta. Kalau mau belajar cinta, belajarlah dari perempuan. Merekalah yang paling mengerti bagaimana caranya mencinta dan dicinta. Sekali ada wanita tersakiti, maka sebenarnya cintalah yang akan marah.
Cinta ibarat pohon yang tumbuh subur di dalam hati. Akarnya adalah kerendahan hati kepada kekasih, batangnya adalah pengenalan kepadanya, dahannya adalah rasa takut kepada Tuhan dan kepada makhluk –jangan sampai ada yang menodainya -dedaunannya adalah rasa malu –malu mempermalukan dan dipermalukan- buahnya adalah kesatuan hati yang melahirkan kerja sama, sedangkan air yang menyiraminya adalah mengingat dan menyebut-nyebut namanya.
Cinta bukanlah permintaan untuk memenuhi keinginan sesaat, tetapi ia adalah pemberian, kedermawanan, dan pengorbanan tanpa pamrih. Hal-hal mana sudah sangat langka pada masa ini. Korban yang paling banyak di sini adalah perempuan, makhluk yang mestinya paling tinggi dan dalam rasa cintanya.
Terima kasih buat semua orang yang mengajariku banyak tentang cinta dan kehormatan perempuan. Semua guru mayaku, semua kekasih imajinerku, dan seorang sahabat yang akhir-akhir ini telah menyadarkanku. Kepada kalian kupersembahkan rasa kagum dan cintaku.....
Bagi perempuan, cinta adalah harapan, bahkan hidup adalah cinta, sehingga perempuan bersedia berkorban demi cintanya. Dia bersedia meninggalkan ayah dan ibu serta saudara-saudaranya demi mengikuti suami atau kekasih yang dicintainya. Bagi perempuan, pengorbanan demi cinta bukanlah kematian, tetapi kehidupan, karena tanpa cinta perempuan tak dapat hidup. Kematian bagi mereka adalah hidup tanpa cinta. Lelaki yang mencintai biasanya menuntut yang banyak atau memberi dengan perhitungan, tetapi perempuan yang bercinta mempersembahkan tanpa batas dan, karena mereka tidak mengenal batas dalam pemberian, mereka mneyerahkan diri mereka kepada siapa yang mereka cintai.
Sungguh saat ironis bila saat ini justru banyak perempuan yang tersakiti karena cinta. Padahal merekalah makhluk yang paling berhak atas cinta. Kalau mau belajar cinta, belajarlah dari perempuan. Merekalah yang paling mengerti bagaimana caranya mencinta dan dicinta. Sekali ada wanita tersakiti, maka sebenarnya cintalah yang akan marah.
Cinta ibarat pohon yang tumbuh subur di dalam hati. Akarnya adalah kerendahan hati kepada kekasih, batangnya adalah pengenalan kepadanya, dahannya adalah rasa takut kepada Tuhan dan kepada makhluk –jangan sampai ada yang menodainya -dedaunannya adalah rasa malu –malu mempermalukan dan dipermalukan- buahnya adalah kesatuan hati yang melahirkan kerja sama, sedangkan air yang menyiraminya adalah mengingat dan menyebut-nyebut namanya.
Cinta bukanlah permintaan untuk memenuhi keinginan sesaat, tetapi ia adalah pemberian, kedermawanan, dan pengorbanan tanpa pamrih. Hal-hal mana sudah sangat langka pada masa ini. Korban yang paling banyak di sini adalah perempuan, makhluk yang mestinya paling tinggi dan dalam rasa cintanya.
Terima kasih buat semua orang yang mengajariku banyak tentang cinta dan kehormatan perempuan. Semua guru mayaku, semua kekasih imajinerku, dan seorang sahabat yang akhir-akhir ini telah menyadarkanku. Kepada kalian kupersembahkan rasa kagum dan cintaku.....
Senin, 11 Agustus 2008
Dream Is Mirror
Begitu banyak orang menyepelekan mimpi. Bagi mereka mimpi hanya dianggap bunga tidur. Padahal bagiku mimpi adalah tempat dimana kita bebas berekspresi, tempat dimana tidak seorang pun dapat menutupi kotornya jiwa atau putihnya hati yang kita miliki. Lihat saja berapa kali nabi mendapat wahyu melalui mimpi, berapa kali para ulama mendapat ilham saat mereka tertidur. Ini adalah bukti bahwa mimpi pada dasarnya adalah cerminan diri kita seutuhnya dan sebenar-benarnya
Para penakut mungkin bisa jadi lebih sering memimpikan hantu atau apapun yang semisal. Anak-anak kecil sering bermimpi bisa terbang jadi superman. Itu sejatinya dikarenakan sekali lagi mimpi adalah cerminan masing-masing pribadi. Jadi kalau anda masih suka bermimpi yang aneh-aneh, itu artinya ada yang masih "aneh" dalam diri anda. Bukankah fitrah manusia lahir dalam keadaan suci? maka bila kesucian itu telah anda kotori dengan ke"aneh"an "aneh"an tersebut, Jangan marah bila mimpi anda seringkali aneh.
Bagi orang yang sedang jatuh cinta, mungkin ia akan sering terganggu dengan kehadiran pujaan hatinya. Begitulah yang selama ini terjadi pada orang-orang yang kasmaran. Kalau kekasih anda tidak pernah memimpikan anda, mungkin perlu dipertanyakan besarnya cintanya pada anda?
Begitu pula sebaliknya.
Mungkin anda selama ini bertanya-tanya, bagaimana sich orang-orang yang 'alim itu menyalurkan hasrat seksualnya saat belum menikah (maaf ini ilmiah.. jangan diinterpretasikan berlebihan)? Ada seorang teman penulis yang berawal dari pertanyaan ini kemudian berani membuat kesimpulan bahwa sealim apapun orang tersebut berperangai pasti ia pernah melakukan "dosa seksual" dalam hidupnya. Hanya mungkin porsi dan kualitasnya saja yang membedakannya dengan orang yang bejat. Kesimpulan ini ia ambil berdasar pada asumsi bahwa hasrat seksual adalah hasrat mendasar yang juga menempati posisi teratas untuk dipenuhi kebutuhannya.
Saya tidak dalam posisi menyalahkan atau membenarkan argumentasi teman saya tersebut. Namun yang pasti alam mimpi juga menyediakan fasilitas bagi semua manusia untuk menyalurkan hasrat seksualnya. Apa yang haram dilakukan di dunia nyata (berciuman, berpelukan, atau mungkin melakukan hubungan intim dengan lain jenis yang tidak terikat pernikahan) hukumnya halalan thoyyiban (boleh-boleh saja) dilakukan dalam dunia mimpi. Oleh karenanya, kesimpulan teman saya di atas bisa jadi cukup lemah dengan fakta ini. Orang-orang 'alim sangat mungkin mempercayakan pada dunia mimpi untuk mengatur pemenuhan kebutuhan hasrat seksual mereka.
Tapi, bukan berarti yang mimpi basah hanya orang-orang 'alim saja. Logikanya tidak bisa dibalik seperti itu. Kealiman tentu saja sama sekali tidak memiliki korelasi dengan sering tidaknya seseorang tersebut mimpi basah. wallahu a'lam.
Para penakut mungkin bisa jadi lebih sering memimpikan hantu atau apapun yang semisal. Anak-anak kecil sering bermimpi bisa terbang jadi superman. Itu sejatinya dikarenakan sekali lagi mimpi adalah cerminan masing-masing pribadi. Jadi kalau anda masih suka bermimpi yang aneh-aneh, itu artinya ada yang masih "aneh" dalam diri anda. Bukankah fitrah manusia lahir dalam keadaan suci? maka bila kesucian itu telah anda kotori dengan ke"aneh"an "aneh"an tersebut, Jangan marah bila mimpi anda seringkali aneh.
Bagi orang yang sedang jatuh cinta, mungkin ia akan sering terganggu dengan kehadiran pujaan hatinya. Begitulah yang selama ini terjadi pada orang-orang yang kasmaran. Kalau kekasih anda tidak pernah memimpikan anda, mungkin perlu dipertanyakan besarnya cintanya pada anda?
Begitu pula sebaliknya.
Mungkin anda selama ini bertanya-tanya, bagaimana sich orang-orang yang 'alim itu menyalurkan hasrat seksualnya saat belum menikah (maaf ini ilmiah.. jangan diinterpretasikan berlebihan)? Ada seorang teman penulis yang berawal dari pertanyaan ini kemudian berani membuat kesimpulan bahwa sealim apapun orang tersebut berperangai pasti ia pernah melakukan "dosa seksual" dalam hidupnya. Hanya mungkin porsi dan kualitasnya saja yang membedakannya dengan orang yang bejat. Kesimpulan ini ia ambil berdasar pada asumsi bahwa hasrat seksual adalah hasrat mendasar yang juga menempati posisi teratas untuk dipenuhi kebutuhannya.
Saya tidak dalam posisi menyalahkan atau membenarkan argumentasi teman saya tersebut. Namun yang pasti alam mimpi juga menyediakan fasilitas bagi semua manusia untuk menyalurkan hasrat seksualnya. Apa yang haram dilakukan di dunia nyata (berciuman, berpelukan, atau mungkin melakukan hubungan intim dengan lain jenis yang tidak terikat pernikahan) hukumnya halalan thoyyiban (boleh-boleh saja) dilakukan dalam dunia mimpi. Oleh karenanya, kesimpulan teman saya di atas bisa jadi cukup lemah dengan fakta ini. Orang-orang 'alim sangat mungkin mempercayakan pada dunia mimpi untuk mengatur pemenuhan kebutuhan hasrat seksual mereka.
Tapi, bukan berarti yang mimpi basah hanya orang-orang 'alim saja. Logikanya tidak bisa dibalik seperti itu. Kealiman tentu saja sama sekali tidak memiliki korelasi dengan sering tidaknya seseorang tersebut mimpi basah. wallahu a'lam.
Selasa, 05 Agustus 2008
Amanah Hidup
Hari ini saya membaca satu pesan menarik dalam kitab "Syarhul Hikam" yang ingin saya bagi kepada sahabat semua. Entah di halaman berapa saya membacanya, saya hanya menemukannya tanpa disengaja saat membolak-balik lembar demi lembar kitab tersebut. Pesannya begini, "Sedikitlah berbahagia saat menerima sesuatu yang menyenangkan, niscaya kau akan merasakan sedikit kesedihan saat kehilangannya"
Pesan yang tidak terlalu panjang, tapi cukup membuat saya bergetar membacanya. Saya bisa membaca realitas masyarakat yang seringkali rela mati karena kehilangan benda yang dicintainya. Bahkan ada yang dengan tega melakukan pembunuhan karena kahawatir kehilangan sesuatu yang dianggapnya berharga. padahal kesedihan, rasa tidak rela yang berlebihan itu hanya akan timbul bila kita memiliki benda tersebut dengan berlebihan. Dalam bahasa nabi, mungkin seringkali kita dengar kata bijak, "Cintailah seseorang sekedarnya saja dan bencilah seseorang sekedarnya pula".
Maka, bila kita diberi nikmat oleh Allah, jangan terlalu bahagia atau berlebihan memiliki nikmat tersebut, sehingga enggan berbagi dengan orang lain. Bukti bahwa kita tidak berlebihan dalam memilikinya adalah dengan berbagi terhadap sesama. Sedikit remeh memang, tapi ini sangat penting untuk kita lakukan mengingat kita tidak tahu kapan sesuatu berharga yang menjadi milik kita akan meninggalkan kita. Semua yang kita cintai pasti akan pergi, baik karena mereka pergi dari kita atau kita yang lebih dulu meninggalkan mereka. Semua hanyalah persoalan proses dan cara saja.
Bagi para sahabat semua, ingatlah bahwa apa yang ada dan akan ada dalam kehidupanmu adalah amanah. Jagalah amanah itu sebaik mungkin. Maka kebahagiaan dan cinta kan selalu menyertaimu dimana, kapan dan bersama siapapun kau berada.
Pesan yang tidak terlalu panjang, tapi cukup membuat saya bergetar membacanya. Saya bisa membaca realitas masyarakat yang seringkali rela mati karena kehilangan benda yang dicintainya. Bahkan ada yang dengan tega melakukan pembunuhan karena kahawatir kehilangan sesuatu yang dianggapnya berharga. padahal kesedihan, rasa tidak rela yang berlebihan itu hanya akan timbul bila kita memiliki benda tersebut dengan berlebihan. Dalam bahasa nabi, mungkin seringkali kita dengar kata bijak, "Cintailah seseorang sekedarnya saja dan bencilah seseorang sekedarnya pula".
Maka, bila kita diberi nikmat oleh Allah, jangan terlalu bahagia atau berlebihan memiliki nikmat tersebut, sehingga enggan berbagi dengan orang lain. Bukti bahwa kita tidak berlebihan dalam memilikinya adalah dengan berbagi terhadap sesama. Sedikit remeh memang, tapi ini sangat penting untuk kita lakukan mengingat kita tidak tahu kapan sesuatu berharga yang menjadi milik kita akan meninggalkan kita. Semua yang kita cintai pasti akan pergi, baik karena mereka pergi dari kita atau kita yang lebih dulu meninggalkan mereka. Semua hanyalah persoalan proses dan cara saja.
Bagi para sahabat semua, ingatlah bahwa apa yang ada dan akan ada dalam kehidupanmu adalah amanah. Jagalah amanah itu sebaik mungkin. Maka kebahagiaan dan cinta kan selalu menyertaimu dimana, kapan dan bersama siapapun kau berada.
Langganan:
Komentar (Atom)
